SEJARAH
PERKEMBANGAN TASAWUF DAN MASA PENCERAHANNYA
Oleh: Siti
Sa’diah
A.
PENDAHULUAN
Istilah tasawuf tidak berasal dari kosa kata Al-Qur’an, juga tidak
barasal dari kosa kata hadits Nabi Muhammad Saw. Jika membaca Al-Qur’an sejak Surah
Al-Fatihah hingga surah An-Nas, tidak akan ditemukan istilah tasawuf di
dalamnya sebagaimana tidak akan menemukannya istilah tasawuf di dalam
hadits Rasulullah Saw. Namun, substansi tasawuf adalah Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah Saw[1].
Tasawuf tumbuh menjadi disiplin ilmu keislaman tersendiri mendampingi perkembangan
ilmu keislaman lainnya sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam
kemajuan peradaban Islam[2].
Ilmu tasawuf ini tentu memiliki sejarah dan perkembangannya dari
tiap masa, untuk itu pemakalah akan merumuskan makalah yang berjudul Sejarah
Perkembangan Tasawuf dan Masa Pencerahannya ini. Pertama, bagaimana
sejarah perkembangan tasawuf? Kedua, kapan terjadinya masa pencerahan
tasawuf? Ketiga, kapan terjadinya masa kerancuan tasawuf? Berikut pembahasannya:
B.
PEMBAHASAN
1.
Sejarah Perkembangan
Tasawuf
Keberadaan tasawuf adalah sebagai salah satu cabang ilmu di dunia
Islam, oleh para ahli, diakui lahir pada abad ke-2 atau awal abad ke-3 Hijriah[3].
Pada masa ini tasawuf telah menjelma sebagai ilmu yang berdiri sendiri,
mepunyai tokoh, metode, dan tujuan serta sistem sendiri[4].
Kendatipun tasawuf diakui lahir pada abad kedua atau awal abad ke-3
Hijriyah, namun jauh sebelumnya di dunia islam telah lahur para tokoh sufi
dengan ajaran tasawufnya. Para tokoh yang dimaksudkan, antara lain ; Ali ibn Al-Husain
Zain Al Abidin (W. 99 H), Muhaminad ibn Ali Albaqir (W.117 H), Al-Hasan Al-Bashri,
Abu Hazim Salmah ibn Dinar Al-Madani, Malik ibn Dinar, Ibrahim ibn Adham, Abu
Al-Faidl Zualnun Al-Mishri, dan lain-lain[5].
Dalam perkembangan selanjutnya, ajaran tersebut mulai dibukukan
dalam bentuk karya ilmiah. Diantara kitab tasawuf yang mula-mula muncul adalah
kitab Al-Ri’ayah Li Huquq Allah. Karya Abdullah Alharis
Almahasibi (w. 243 H)[6].
2.
Masa Pencerahan
Tasawu
a.
Perkembangan
Tasawuf Pada Abad Ke-3 Hijriyah
Pada abad ini, terlihat perkembangan tasawuf yang pesat, ditandai
dengan adanya segolongan ahli tasawuf yang mencoba memiliki ajaran tasawuf yang
berkembang pada masa itu[7].
Dalam abad ke-3 Hijriyah dan selanjutnya ilmu tasawuf sudah
demikian berkembang. Guru-guru tasawuf itu memiliki pengaruh besar merupakan
pengarang-pengarang ternama, sehingga kita mengenai ilmu apapun yang terdapat
dalam Islam diberi corak dan rasa tasawuf[8].
b.
Perkembangan
Tasawuf Pada Abad Ke-4 Hijriyah
Pada abad ini, ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang lebih
pesat dibandingkan dengan kemajuannya diabad ke-3 hijriyah karena usaha
maksimal para ulama tasawuf untuk mengembangkan ajaran tasawuf masing-masing[9].
Pada abad ke-4 Hijriyah muncul dua buah karya utama, yaitu Al-Ta’arruf
Li Mazhab Ahl Al Tashawuf oleh Alkalabazi (W. 380 H) dan Qut al-Qulub oleh Abu
Thalib Almakki (W. 386 H). Pada abad ini, tampil pula tokoh Sufi kenamaan, Abu
Al-Qasim Al-Qusyairi, dengan karya risalahnya yang agung, Al-Risalah Al-Qusyairiyah,
yang ditulis untuk para Sufi di Saentero dunia Islam[10].
c.
Perkembangan
Tasawuf Pada Abad Ke-5 Hijriyah
Pada abad ke-5 Hijriyah, dunia tasawuf mengalami lompatan
perkembangan yang sangat berarti dengan tampilnya Imam Al-Ghazali. Di belakang Imam
Al-Ghazali lahir para tokoh Sufi kenamaan lainnya, seperti Al-Imam
Al-Suhrawardi, Abd Al-Rahman Al-Qana’i, Abu Al-Hujjaj Al-Aqshari, dan Abu
Al-Husein Al-Syazali[11].
Dalam hal ini, jalan
usaha Al-Ghazali ialah menyatukan antara fiqih, tasawuf dan ilmu kalam,
sehingga hilang jurang pemisah antara ketiganya. Usaha ini terlihat dengan
jelas di dalam Ihya Ulumuddin[12].
d.
Perkembangan
Tasawuf Pada Abad Ke-6, Ke-7 dan Ke-8 Hijriyah
Perkembangan tasawuf pada abad ke-6 ini banyak ulama tasawuf yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan tasawuf abad ini antara lain Syihabuddin Abul
Futu As-Suhrawardy wafat tahun 587 H/1191 M. Ia mula-mula belajar filsafat dan Ushul
Fiqih pada As-Syekh Al-Imam Majdudin Al-Jilly di Aleppo, bahkan sebagian besar ulama
dari berbagai disiplin ilmu agama di negri itu, telah dikunjunginya untuk
menimba ilmu pengetahuan dari mereka[13].
e.
Perkembangan
Tasawuf Pada Abad Ke-7 Hijriyah
Pada abad ke-7 inilah munculnya para pemurni tasawuf yang
menghapuskan ajaran-ajaran tasawuf yang berbau syirik, bid’ah dan khurafat.
Bahkan ilmu-ilmu lainpun mereka mengoreksi dan menghapuskan segala hal yang
dipandag bukan dari ajaran Al-Qur’an dan Hadits[14].
f.
Perkembangan
Tasawuf Pada Abad Ke-8 Hijriyah
Pengajaran tasawuf pada abad ke-8 hampir sama dengan abad ke-7. Pengarang
kitab tasawuf pada abad ke-8 antara lain:
1)
Al-Kisany
(W. 739 H/1321 M)
2)
Abdul
Karim Al-Jily, Pengarang Kitab Al-Insanul Kamil.
Pada abad ke-8 Hijriyah Ibn Taimiyah yang berfungsi seperti Imam
Al-Ghazali. Upaya maksimal Ibnu Taimiyah ketika itu tiada henti-hentinya hingga
ia wafat pada tahun 727 H/132 M[15].
3.
Masa Kerancuan
Tasawuf
Masa kerancuan tasawuf terjadi pada Abad Ke-9, Ke-10 Hijriyah dan
Sesudahnya Pada beberapa abad ini, ajaran tasawuf sunyi di dunia Islam[16].
Ada dua factor yang menonjol yang menyebabkan runtuhnya ajaran tasawuf di dunia
Islam yaitu:
a.
Ahli tasawuf
sudah kehilangan kepercayaan dikalangan masyarakat Islam, sebab banyak di
antara mereka yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
b.
Penjajah bangsa
eropa yang beragama nasrani sudah menguasai seluruh negri Islam.
Meskipun ajaran tasawuf sangat menyedihkan dalam abad tersebut,
bukan berarti ajaran tasawuf hilang di atas bumi Islam atau hilang ditelan masa[17].
C.
KESIMPULAN
1.
Tasawuf adalah
sebagai salah satu cabang ilmu di dunia Islam, oleh para ahli, diakui lahir
pada abad ke-2 atau awal abad ke-3 Hijriah
2.
Masa Pencerahan
Tasawuf Antara Lain:
a.
Perkembangan
Tasawuf Pada Abad Ke-3 Hijriyah
b.
Perkembangan Tasawuf
Pada Abad Ke-4 Hijriyah
c.
Perkembangan Tasawuf
Pada Abad Ke-5 Hijriyah
d.
Perkembangan Tasawuf
Pada Abad Ke-6 Hijriyah
e.
Perkembangan Tasawuf
Pada Abad Ke-7 Hijriyah
f.
Perkembangan Tasawuf
Pada Abad Ke-8 Hijriyah
3.
Masa Kerancuan
Tasawuf
Ajaran tasawuf sangat menyedihkan dalam abad tersebut, bukan
berarti ajaran tasawuf hilang di atas bumi Islam atau hilang ditelan masa.
[1]
Asep Usman Ismail, Tasawuf
Menjawab Tantangan Global. (Jakarta: Transpustaka, 2012), hlm 105.
[2]
Ibid.,
[3]
Ris’an Rusli, Tasawuf
Dan Tarekat. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 23.
[4]
Ibid.,
[5]
Ibid.,
[6]
Ibid.,
[7] Ahmad Bangun
Nasution Dan Rayani Hanum Siregar, Akhlak Tasawuf. (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), hlm 22
[8] Abu Bakar
Aceh, Pengantar Sejarah Sufi Dan Tasawuf. (Jakarta: Cv. Ramadhani,
1962), hlm 58
[10]
Ris’an Rusli, Tasawuf
Dan Tarekat, hlm 23.
[11]
Ibid.,
[12]
http://kampungilm.blogspot.co.id/2013/04/perkembangan-tasawuf-pada-abad-ketujuh.html?m=1
(diakses
pada 16 november 2016)
[13]
Ahmad Bangun
Nasution Dan Rayani Hanum Siregar, Akhlak Tasawuf. hlm 23
[14]
http://thoifurblog.bllogspot.co.id/2013/10/sejarah-perkembangan-tasawuf.html?m=1
(diakses
pada 16 november 2016)
[15]
Ibid.,
[16]
Ahmad Bangun
Nasution Dan Rayani Hanum Siregar, Akhlak Tasawuf. hlm 23
[17]
http://kampungilm.blogspot.co.id/2013/04/perkembangan-tasawuf-pada-abad-ketujuh.html?m=1
(diakses
pada 16 november 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar